Social Icons

Friday, May 1, 2015

Ketegasan Jokowi Dodo sangat membuat Negara Australia Kagum

Ketegasan Jokowi dalam menyetujui hukuman mati tersangka narkoba sudah tak diragukan lagi, berbagai intimidasi mendera luar dalam, bahkan anaknya pun kena teror agar bisa melunakkan hati bapaknya untuk memberikan remisinya, namun semua sia-sia, tersangka narkoba bali nine sudah dikirim dengan kilat khusus ke Sorga narkoba sono.



Australia memang paling getol dalam membela warga negaranya, duo Bali Nine walau sudah jelas tertangkap basah membawa narkoba di Indonesia, mereka terus berusaha agar warga negaranya diberi remisi atau dibebaskan sekalian. Berbagai cara sudah dilakukan, misalnya :

1. Australia juga mengancam akan memutus hubungan bilateral ekonomi dengan Indonesia demi membela PENJAHAT NARKOBA.

NKRI Raya MENJAWAB : "Produk Australia di Indonesia terbilang besar. Komoditas yang diimpor Indonesia antara lain Gandum, hewan ternak hidup, Gula, Briket Batu Bara, Daging Beku, Alumunium, Bijih Besi, besi bekas dan produk harian masyarakat.

Nilai impor gandum Indonesia dari Australia tahun 2014 saja sekitar USD 1,26 miliar, sedangkan untuk nilai ekspor gandum Australia ke dunia di tahun yang sama senilai USD 5,37 miliar.

Nah apa Australia berani kehilangan miliaran USD dari Indonesia? Toh Kementerian Perdagangan sudah mengatakan TAK GENTAR bila hubungan dagangnya putus dengan Autralia. Indonesia bisa impor dari negara lain, apa susahnya?

Nyatanya Australia tidak berani memutuskan hubungan bilateral ekonominya dengan Indonesia, sebab Indonesia termasuk berpenduduk besar dan mereka berharap masih bisa "dibodohi" dengan segala SUAP dan politik ADU DOMBA antar pemeluk Agama yang ada, benarkah demikian?

2. Australia mengancam akan membongkar kecurangan Jokowi dalam Pilpres kemarin jika melaksanakan hukuman mati, karena Autralia sudah MENYADAP teleponnya Jokowi.

NKRI Raya MENJAWAB : "Dari dulu Australia koar-koar berhasil menyadap gerak langkah Jokowi dimana saja berada, namun tak pernah bisa membuktikannya, hanya ancaman pepesan kosong belaka.

Ada cerita yang saya dengar dari Intelijen Australia yang konon masuk dalam TIM The Australian Secret Intelligence Service (ASIS). Katanya memang ada tugas khusus untuk mengumpulkan segala informasi dari Indonesia, maka mereka menyebar anggota ASIS untuk menyadap percakapan telepon selular para pejabat di Indonesia, termasuk Jokowi, yang dianggapnya TOKOH yang sangat populer saat itu.

Namun intelijen Astralia itu malah sering MEWEK-MEWEK dalam laporannya pada atasannya, katanya susah menyadap Jokowi dari dulu. Bahkan ketika sudah jadi presiden, Jokowi tetap susah disadap, sebab di Istana Negara, ruangan Presiden Jokowi malah SANGAT SEDERHANA SEKALI, lebih mewah dan canggih kantornya Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan!

Bagaimana susahnya intelijen Australia itu mau memasang alat penyadap di kantornya presiden yang simple tanpa banyak alat elektronik itu, pasti mudah ketahuan. Karena kantornya sederhana, setiap hari selalu dilakukan pemeriksaan rutin di setiap sudutnya.

Mau menyadap telpon genggamnya Jokowi, Jokowi malah jarang membawa HP, dan HP-nya termasuk JADUL bukan yang canggih, jadi malah susah disadap, karena ketika disadap, suaranya yang keluar cuma "KRESEK-KRESEK" tidak jelas.

Juga ketika mengancam soal KECURANGAN JOKOWI DALAM PILPRES, Intelijen Australia itu hanya bisa MENGELUARKAN AIR MATA BUAYA saja. Ketika rapat tertutup dan menggelar semua bukti yang ada, JUSTRU data yang masuk mengungkapkan yang banyak curangnya ternyata CAPRES lawannya Jokowi.

3. Australia juga mengancam akan memutus hubungan bilateral ekonomi dengan Indonesia demi membela PENJAHAT NARKOBA.

NKRI Raya MENJAWAB : "Produk Australia di Indonesia terbilang besar. Komoditas yang diimpor Indonesia antara lain Gandum, hewan ternak hidup, Gula, Briket Batu Bara, Daging Beku, Alumunium, Bijih Besi, besi bekas dan produk harian masyarakat.

Nilai impor gandum Indonesia dari Australia tahun 2014 saja sekitar USD 1,26 miliar, sedangkan untuk nilai ekspor gandum Australia ke dunia di tahun yang sama senilai USD 5,37 miliar.

Nah apa Australia berani kehilangan miliaran USD dari Indonesia? Toh Kementerian Perdagangan sudah mengatakan TAK GENTAR bila hubungan dagangnya putus dengan Autralia. Indonesia bisa impor dari negara lain, apa susahnya?

Nyatanya Australia tidak berani memutuskan hubungan bilateral ekonominya dengan Indonesia, sebab Indonesia termasuk berpenduduk besar dan mereka berharap masih bisa "dibodohi" dengan segala SUAP dan politik ADU DOMBA antar pemeluk Agama yang ada, benarkah demikian?


4. Australia mengancam menarik duta besarnya dari Indonesia.

NKRI Raya MENJAWAB : "Dalam hal ini Presiden Jokowi sudah menjawabnya dengan tegas, bahwa hukuman mati masih digunakan di Indonesia. Dan dalam hukum positif Indonesia, hukuman mati terhadap terpidana kejahatan luar biasa masih berlaku, termasuk di dalamnya terpidana mati kasus narkoba.

“Jadi hukuman mati ada di hukum positif kita. Tetap akan berlaku. Saya katakan sekali lagi ini kedaulatan hukum,” demikian Jokowi

 Jadi, silahkan saja mau menarik duta besarnya dari Indonesia, malah beneran, nanti kantornya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih menguntungkan.



Di salah satu wilayah Madura dan beberapa wilayah lainnya, suara Jokowi malah dapat NOL, artinya YANG CURANG ternyata bukan Jokowi, terus aku mau merekayasanya gimana, kalau faktanya demikian?" kata Intelijen Australia itu mati kutu.

Akhirnya, semua ancaman dan protes Autralia itu memang PEPESAN KOSONG saja, sekedar buat PENCITRAAN belaka, agar pejabat tingginya dapat simpati dari rakyat karena telah berusaha keras membela warga negaranya yang berprofesi sebagai PENJAHAT NARKOBA itu.

Sekali lagi ketegasan dan keteguhan Jokowi dalam mempertahankan hukuman mati di Indonesia tak goyah oleh segala ancaman, dan Australia sudah membuktikannya sendiri. Segala gertak sambalnya tak membuat Presiden Jokowi bergeming. Semua dilaksanakan sesuai hukum yang berlaku.

No comments:

Post a Comment